Monday, April 25, 2005

usulan Sensor Ketat untuk Media Cetak

industri sinema mulai mendewasa dengan kesediaan untuk mencabut beberapa film dari peredaran.
kini, bagaimana dengan media cetak?
sensor untuk media cetak sekarang ini sungguh sangat terlalu leluasa.

dahulu, kontrol ketat dilakukan terhadap media cetak. hal ini dilakukan karena media cetak dapat didistribusikan dengan mudah, murah, dan bisa dibaca berulang-ulang, berkali-kali. berbeda dengan media elektronik.

kini, setelah era "kebablasan pers", media cetak sungguh keterlaluan.
setiap kali melihat display di tukang koran terkecil sekalipun, pasti ada media cetak murahan yang memperlihatkan aneka daging manusia yang hanya berbungkus kulit di sebagian besarnya.

dulu, pertama kali mengamati media adalah saat pencabutan SIUPP untuk sebuah harian, sekitar tahun 80-an akhir. kini, hal itu dipandang sebagai sebuah pengekangan untuk kebebasan pers..

yang jadi masalah adalah; kebebasan pers yang mana?
justru saat pers melanggar semua rambu-rambu norma, yang terjadi bukanlah kebebasan.
yang terjadi adalah pengekangan nurani sebagian besar masyarakat. dan itu bukan sama sekali wujud yang tepat dari hasil sebuah (atau sekian buah) media cetak yang seharusnya berfungsi sebagai penyebar informasi dan komunikasi di dalam masyarakat, fungsi mulia pembentuk moral bangsa, dan bukan sebaliknya..

dulu, memang diakui bahwa pencabutan SIUPP lebih untuk kepentingan politik semata. namun kekuatan yang dimiliki pemerintah itu bisa digunakan untuk mengontrol keberadaan media yang merusak yang lebih banyak menimbulkan keresahan publik dibanding yang mendidik.

sekarang, peran itu sama sekali tidak ada. pemerintah sepertinya lumpuh dan tak bisa mengendalikan fungsi media sebagaimana seharusnya. tidakkah seharusnya peran itu kembali dipegang oleh pemerintah?

hal ini karena keberadaan media cetak yang merusak telah terlalu meresahkan. dengan harga yang sangat murah, dan mudah ditemui dimana-mana, membuat anak-anak dan berbagai kalangan bisa mengkonsumi racun-racun cetak itu.

dan, terlihat sekali betapa hal ini telah menggeser sejumlah norma umum. dahulu, untuk menilai keadaan seseorang, masyarakat masih sungkan menggunakan penilaian fisik, karena diangap melecehkan.

tapi apa yang terjadi sekarang? semua nampaknya telah menggeser kacamatanya hingga beragam penilaian yang mengedepankan aspek fisik begitu menggejala. tentu saja hal ini harus diluruskan kembali. karena peran pendidikan dan penyebaran informasi yang diemban industri media dan informasi seharusnya memuliakan manusia dan memanusiakan manusia. bukan merendahkannya seperti yang terjadi dengan eksploitasi fisik dengan berbagai bentuk penyajian tulisan dan foto-foto yang sangat hancur itu.



Usulan Sensor Ketat untuk Media Cetak
just a thougt, a little idea
-ghina ilma-


people power seize the media power ; just curious, if we have made it before, maybe we can make it the next time. great movement encouraging for the media watch people.
hope not just me provoke, but can awaken people awareness at the root. Amiiin..

0 Comments:

Post a Comment

<< Home